Saturday 4 May 2019

Doa 


Doa adalah permohonan seorang hamba kepada Raabnya untuk diberikan perlindungan (inayah) dan pertolongan (ma’unah). Hakikat doa adalah ekspresi ketidakmampuan dan kefakiran kepada Allah SWT,dan ikrar bahawa tidak ada kekuatan dan daya kecuali dengan pertolongan Allah SWT. Ia merupakan simbol daripada penghambaan serta merasakan diri hina dan lemah sebagai manusia di hadapan Allah SWT. Doa juga merupakan pujian kepada Allah SWT,dengan menyandarkan seluruh bentuk kebaikan dan kemuliaan hanya kepada-Nya sehingga Rasulullah SAW pernah bersabda yang bermaksud ” Doa adalah ibadah” . Begitulah peri pentingnya peranan doa dalam kehidupan seorang Muslim.

Berdoa diperintahkan dan dianjurkan oleh Allah dan juga Rasulullah SAW.
Firman Allah SWT yang bermaksud :
“Berdoalah kepada-Ku nescaya akan Ku perkenankan”
“Berdoalah kepada Raabmu dengan merendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Alah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”
“….berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima permintaan) dan harapan ( akan dikabulkan permintaan )…

Maksud Hadis ” Apabila seorang Muslim memanjatkan sesuatu doa kepada Allah yang di dalamnya tidak ada dosa dan pemutusan tali silaturahim,maka Allah SWT akan memberinya satu di antara tiga :

1) Allah SWT langsung mengabulkan doanya.
2) Allah SWT akan menyimpannya untuk orang tersebut di akhirat.
3) Allah SWT akan menjauhkan kejahatan atau keburukan dari orang tersebut yang setimpal dengan doanya.

Doa merupakan sunnah para Nabi dan Rasul,juga merupakan kebiasaan para wali dan orang-orang soleh. Orang yang meninggalkan doa bererti dia telah menempuh jalan orang-orang yang sengsara dan sombong.

Dengan tazkirah ringkas ini,diharapkan kita dapat memahami kepentingan berdoa dan sama-sama berusaha untuk menambahbaikkan dalam berdoa dan memohon sesuatu hajat kepada Allah SWT. Allah SWT menginginkan agar kita mencari-Nya untuk memperoleh bimbingan dalam hidup. dan akan memenuhi panggilan apabila kita memintanya. Allah Maha Pengasih,yang memiliki hasrat dan kuasa untuk memberikan segalanya yang kita perlukan. Yang perlu kita lakukan hanyalah memohon kepada-Nya.


Adab Doa

1. Ikhlas semata-mata kerana Allah SWT
2. Memulakan doa dgn tahmid dan syukur memuji Allah kemudian berselawat kepada Rasulullah SAW
3. Khusyuk ketika berdoa
4. Mengakui dosa- dosa (sekiranya ada) dan memohon keampunan daripada Allah SAW
5. Menghadap kiblat
6. Mengulang doa sebanyak 3 kali.
7. Berdoa bersungguh-sungguh dan yakin Allah akan menunaikan permintaannya (doanya)
8. Menadah tangan ketika berdoa
9. Menjauhkan diri dari segala maksiat
10. Menjaga makanan, minuman dan pakaian daripada hasil yang haram
11. Tidak berdoa utk perkara maksiat dan memutuskan hubungan silaturahim
12. Berdoa dgn tertib dan tidak gopoh
13. Berdoa dgn menyebut nama-nama Allah yang indah (Asma' Allah al-Husna) dan sifat-sifat Allah yang mulia.
14. Berwuduk sebelum berdoa.


Waktu Afdhal (Mustajab) berdoa

1. Lailatul Qadr (10 mlm terakhir bulan Ramadhan)
2. 1/3 akhir malam
3. Setelah solat fardu
4. Semasa solat fardu
5. Ketika turun hujan
6. Ketika peperangan menentang orang kafir (Jihad)
7. Ketika minum air zam-zam
8. Ketika terjaga dari tidur malam (tengah malam)
9. Ketika di antara azan dan iqamat
10. Hari dan malam Jumaat
11. Ketika berpuasa bulan Ramadhan sehingga berbuka
12. Ketika berbuka puasa bulan Ramadhan
13. Ketika majlis ilmu
14. Ketika iktikaf di masjid
15. ketika sujud
16. Doa pemimpin yang adil
17. Ketika di bukit Safa dan Marwah
18. Doa orang yang dizalimi
19. Ketika berada di Masjidil Haram atau depan Kaabah
20. Ketika musafir yang diharuskan syara'
21. Doa ibu bapa kepada anaknya
22. Doa anak yang soleh kpd ibu bapanya
23. Doa di padang Arafah (khususnya ketika Wukuf Haji)

Contoh-contoh doa
1. Doa Atabatul Ghulam 2
2. Doa Atabatul Ghulam
3. Doa Dalam AlQuran
4. Doa Dalam Hadis 1
5. Doa Istikharah
6. Doa Lembut Hati
7. Doa Makan
8. Doa Melihat Cermin

Doa-Doa Dalam Bahasa Melayu
1. Doa Majlis Anugerah Perkhidmatan Cemerlang
2. Doa Audit Sirim
3. Doa Audit Sirim_Petang
4. Doa Awal Pagi
5. Doa Bersama Pelanggan
6. Doa Bulan Kemerdekaan
7. Doa Ceramah Kesihatan
8. Doa Gotong Royong Perdana
9. Doa Gotong-Royong Perdana 2
10. Doa Hari Bakat Tadika
11. Doa Hari Guru
12. Doa Hari Keluarga
13. Doa Hari Peperiksaan III
14. Doa Hari Peperiksaan IV
15. Doa Hari Peperiksaan I
16. Doa Hari Peperiksaan II

Wednesday 25 December 2013

Aqidah Islamiyyah




  Banyak diantara kita yang dengan segala keterbatasannya kurang memahami kebenaran mutlak Islam, maka timbul kesalahan penafsiran dan pemahamam tentang aqidah Islam yang benar, yang sesuai dengan ajaran Islam dalam Al-Qur'an dan Hadits.


  Untuk apa Allah menciptakan kita?
  Allah menciptakan kita agar kita beribadah kepadaNya dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu pun.
  
 "Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepadaKu." (Adz Dzariyat: 56) "Hak Allah atas segenap hamba(Nya) yaitu hendaknya mereka beribadah kepadaNya dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu pun." (Muttafaq Alaih)

  Bagaimana cara kita beribadah kepada Allah?
  Kita beribadah kepada Allah sesuai dengan perintah Allah dan RasulNya dengan penuh keikhlasan.
  "Dan tidaklah mereka itu diperintahkan kecuali agar mereka beribadah kepada Allah dengan memurnikan keta'atan kepadaNya dalam (menjalankan) agama dengan lurus." (Al Bayyinah: 5) "Siapa saja yang melakukan amalan tidak atas perintah kami maka amalan itu tertolak." (HR. Muslim)

  Apakah kita beribadah kepada Allah dengan rasa takut dan harap?
  Benar, kita beribadah kepada Allah dengan rasa takut dan harap.
  "Dan berdo'alah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan diterima dan harapan (akan dikabulkan)." (Al A'raaf: 56) "Aku memohon Surga kepada Allah dan aku berlindung kepadaNya dari Neraka." (HR. Muslim)

  Apakah maksud ihsan dalam beribadah?
  Selalu merasa diawasi Allah yang senantiasa melihat kita.
  "Sesungguhnya Allah senantiasa menjaga dan mengawasi kamu." (An Nisa': 1) "Ihsan adalah hendaknya engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya dan jika engkau tidak dapat melihatNya maka sesungguhnya Dia melihatmu." (HR. Muslim)

  Mengapa Allah mengutus para rasul?
  Allah mengutus para rasul untuk berdakwah kepada manusia agar beribadah kepada Allah dan meninggalkan syirik.
  "Dan sungguh kami telah mengutus pada tiap-tiap umat seorang utusan agar (menyeru manusia) beribadah kepada Allah dan menjauhi thaghut." "Para nabi itu adalah bersaudara, agama mereka satu. (maksudnya setiap nabi menyeru kepada tauhid)." (Muttafaq Alaih)

  Apakah tauhid uluhiyah itu?
  Yaitu mengesakanNya dalam beribadah kepadaNya, misalnya dalam berdo'a, bernadzar, memutuskan hukum dll.
  "Maka ketahuilah, bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah melainkan Allah." (Muhammad: 19) "Maka hendaklah yang pertama kali engkau seru kepadanya yaitu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah."
  (Muttafaq Alaih)

  Apa makna "Laa ilaaha illallaah" ?
  Maknanya yaitu tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah.
  "Demikianlah karena sesungguhnya Allah, Dia lah yang hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah itulah yang batil dan sesungguhnya Allah Dia lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar." (Luqman: 30) "Siapa yang mengucapkan tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah serta mengingkari apa yang disembah selain Allah, niscaya haramlah harta dan darahnya." (HR. Muslim)

  Apakah tauhid dalam sifat-sifat Allah itu?
  Yaitu menetapkan sifat-sifat yang ditetapkan oleh Allah atas DiriNya, juga yang ditetapkan oleh RasulNya.
  "Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (Asy Syura: 11)
  "Tuhan kita Tabaraka wa Ta'ala turun ke langit bumi...(turun sesuai dengan keagungannya)." (Muttafaq Alaih)

  Apa manfaat tauhid bagi setiap muslim?
  Sebagai petunjuk di dunia dan keamanan dari siksa di akherat.
  "Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik) mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk." (Al An'am: 82) "Hak segenap hamba atas Allah adalah hendaknya tidak disiksa orang yang tidak menyekutukanNya dengan sesuatu pun."
  (Muttafaq Alaih)

  Di manakah Allah?
  Allah berada di langit, di atas Arasy.
  "(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas Arasy." (Thaha: 5) "Sesungguhnya Allah menulis kitab dan ia tertulis di sisinya di atas Arasy." (HR. Al Bukhari)

  Apakah Allah bersama kita dengan DzatNya atau dengan ilmuNya?
  Allah bersama kita dengan ilmuNya, Ia mendengar dan melihat kita.
  "Allah berfirman, janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua. Aku mendengar dan melihat." (Thaha: 46) "Sesungguhnya kalian berdo'a kepada Dzat Yang Maha Mendengar dan Maha Dekat dan Dia bersama kalian (dengan ilmuNya, Ia mendengar dan melihat kalian)." (HR. Al Bukhari)

  Apakah dosa yang paling besar itu?
  Dosa paling besar yaitu syirik besar.
  "Hai anakku, janganlah kamu mepersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang paling besar." ( Luqman: 13) "Apakah dosa yang paling besar itu? Beliau bersabda, yaitu engkau menjadikan tandingan bagi Allah sedang Dia adalah yang menciptakanmu." (HR. Muslim)

  Apakah syirik besar itu?
  Yaitu memalingkan ibadah kepada selain Allah, misalnya dalam berdo'a.
  "Katakanlah, sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan sesuatupun denganNya."
  (Al Jin: 20)
 "Sebesar-besar dosa paling besar adalah menyekutukan Allah." (HR. Al Bukhari)

  Apakah syirik terdapat di kalangan umat Islam?
  Benar, syirik terdapat di kalangan umat Islam dan jumlahnya banyak sekali.
  "Dan sebagian besar mereka tidak beriman kepada Allah melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain)." (Yusuf: 106) "Tidak akan terjadi hari Kiamat sehingga beberapa kabilah dari umatku mengikuti orang-orang musyrik dan sehingga menyembah patung-patung." (HR. At Turmudzi, shahih)

  Apa hukum berdo'a kepada selain Allah, misalnya berdo'a meminta kepada wali?
  Berdo'a (meminta) kepada mereka adalah syirik dan menyebabkan masuk Neraka.
  "Dan janganlah kamu berdo'a (meminta) kepada tuhan lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang diazab." (Asy Syu'ara': 213) "Siapa yang meninggal sedang dia berdo'a (meminta) kepada selain Allah sebagai tandingan, niscaya ia masuk Neraka." (HR. Al Bukhari)

  Apakah berdo'a itu termasuk ibadah kepada Allah Ta'ala?
  Benar, berdo'a termasuk ibadah kepada Allah Ta'ala.
  "Dan Tuhanmu berfirman, berdo'alah kepadaKu, niscaya Aku mengabulkan permohonanmu." (Fathir: 60) "Do'a adalah ibadah." (HR. At Turmudzi, hadits hasan)

  Apakah orang-orang mati bisa mendengarkan seruan (do'a)?
  Orang-orang mati tidak dapat mendengarkan seruan (do'a).
  "Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan mendengar orang-orang yang sudah mati ." (An Naml: 80) "Sesungguhnya Allah memiliki malaikat-malaikat yang bertasbih di bumi, mereka menyampaikan salam kepadaku dari umatku." (HR. Ahmad, shahih)

  Apakah kita meminta pertolongan kepada orang-orang mati atau kepada orang-orang ghaib (tidak ditempat)?
  Tidak, kita tidak meminta pertolongan kepada mereka, tetapi meminta pertolongan kepada Allah.
  "(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankanNya bagimu." (Al Anfaal: 9) "Wahai Yang Maha Hidup, wahai Yang Maha Tegak, dengan rahmatMu aku memohon pertolongan." (HR. Turmudzi, hasan)

  Bolehkah meminta pertolongan kepada selain Allah?
  Tidak, tidak boleh meminta pertolongan kecuali kepada Allah.
  "KepadaMu lah kami menyembah dan kepadaMu lah kami mohon pertolongan." (Al Fatihah:5) "Jika engkau meminta maka mintalah kepada Allah dan jika engkau memohon pertolongan maka mohonlah pertolongan kepada Allah." (HR. At Turmudzi, hasan shahih)

  Bolehkah kita meminta pertolongan kepada orang-orang hidup yang hadir (tidak ghaib)?
  Boleh, tetapi sebatas yang meeka mampu.
  "Saling bertolong-tolonganlah dalam kebaikan dan takwa." (Al Ma'idah: 2) "Dan Allah akan menolong hambaNya selama hambaNya mau menolong saudaranya." (HR. Muslim)

  Bolehkah bernadzar untuk selain Allah?
  Tidak, tidak boleh bernadzar untuk selain Allah.
  "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menadzarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang shaleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis)." (Ali Imran: 35) "Siapa yang bernadzar untuk menta'ati Allah maka hendaknya
  ia menta'atiNya dan siapa yang bernadzar untuk maksiat kepada Allah maka hendaknya ia tidak melakukan maksiat kepadaNya." (HR. Al Bukhari)

  Apa hukum menyembelih untuk selain Allah?
  Syirik besar.
  "Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah." (Al Kautsar: 2) "Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah." (HR. Muslim)

  Bolehkah thawaf mengelilingi kuburan?
  Tidak boleh melakukan thawaf kecuali sekeliling Ka'bah.
  "Dan hendaklah mereka melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua ini (Baitullah)." (Al Hajj: 29) "Siapa yang thawaf sekeliling Baitullah sebanyak tujuh kali serta shalat dua rakaat maka itu menyamai memerdekakan hamba sahaya." (HR.
  Ibnu Majah, shahih)

  Bolehkah shalat menghadap ke kuburan?
  Tidak boleh shalat menghadap kuburan.
  "Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil haram." (Al Baqarah: 144) "Janganlah kalian duduk di atas kuburan dan janganlah shalat di atasnya." (HR. Muslim)

  Apa hukum melakukan sihir?
  Melakukan sihir termasuk kufur.
  "Tetapi setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia." (Al Baqarah: 102)
  "Jauhilah oleh kalian tujuh hal yang membawa kebinasaan, syirik kepada Allah dan sihir..." (HR. Muslim)

  Apakah kita mempercayai dukun dan tukang ramal?
  Tidak, kita tidak mempercayainya dalam hal pekabarannya tentang hal-hal ghaib.
  "Katakanlah, tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara ghaib kecuali Allah." (An Naml: 65)
  "Siapa yang mendatangi peramal atau dukun kemudian ia mempercayainya dengan apa yang dikatakannya maka dia telah kufur terhadap apa yang diturunkan atas Muhammad." (HR. Ahmad, shahih)

  Apakah ada orang yang mengetahui perkara ghaib?
  Tak seorangpun yang mengetahui perkara ghaib kecuali Allah.
  "Dan di sisi Allah lah kunci-kunci semua yang ghaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri." (Al An'am: 59)
  "Tidak ada yang mengetahui masalah ghaib kecuali Allah." (HR. Ath Thabrani, hasan)


Aqidah Islam



Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah.

Aqidah Islam.

Kita kehendaki aqidah Islam yang sahih menurut aqidah as salafus salih,
aqidah para sahabat Rasulullah s.a.w dan para pengikut mereka, yang jauh
dari bida'ah dan khurafat karut marut. Aqidah yang telah membentuk
generasi Muslim yang pertama, aqidah inilah yang menguasai perasaan dan
pemikiran mereka dan menguasai segenap urusan hidup mereka, memancarkan
kemampuan amal yang sunggah-sungguh di dalam diri mereka. Aqidah tauhid
yang sejati ini memenuhi hati makhlukNya dengan nur iman yang dengannya
dia berjalan di atas sirat al-mustaqim:

"Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami
berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat
berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang
keadaannya berada di dalam gelap gelita yang sekali-kali tidak dapat
keluar daripadanya?" (Al-An'aam:122)

Kita menghendaki pendukung aqidah yang selamat sejahtera, menyedari
bahawa dia adalah suatu yang agung di dalam hidup ini, menginsafi bahawa
dia mempunyai satu risalah yang penting, bahawa dia hidup dengannya dan
hidup kerananya, dirinya bukanlah barang yang remeh dan terbiar seperti
seekor kambing ataupun persis satu alat akan tetapi dia merasai dirinya
kuat dan mulia kerana dia bersandar kepada Allah yang Maha Kuat dan Maha
Perkasa. Apabila kita memperkatakan aqidah tauhid di sini, bukanlah ilmu
tauhid yang membawa pendukungnya hanya berkisar di daerah ilmu kalam dan
perdebatan melulu. Semoga Allah memberi berkat kepada pujangga Iqbal
tatkala berkata: "Tauhid itu dahulu satu kekuatan di antara manusia.
Tetapi sekarang telah menjadi tauhid ilmu kalam."

Kita menghendaki pendukung aqidah yang selamat sejahtera, yang beriman
kepada Allah, kepada malaikat, kepada rasul-rasul Allah, kepada hari
Akhirat dan beriman kepada qadha' dan qadar, baik buruknya dari Allah.

Iman yang teguh dan tidak goncang apabila berhadapan dengan apapun
tekanan dan pengabuian mata yang membawa keraguan.

Kita menghendaki aqidah salimah yang memberikan kepada pendukungnya hati
yang mukmin yang mencintai Allah s.w.t sama ada di waktu rahsia dan
terang, di waktu marah dan reda, di segala keadaan, kerana semata-mata
berharap kepada rahmat kurnia Allah dan redhaNya, kerana takutkan murka
Allah dan azabNya.

Kita menghendaki laki-laki aqidah yang menimbang segala urusan hidup di
sekitarnya dengan timbangan rabbaniah. Lantaran itu pandangan kepada
dunia dengan segala apa yang ada padanya adalah merupakan pandangan
Islamiah yang sahih. Islam yang benar dan tidak timbul daripadanya
sepatah perkataan, suatu perbuatan, suatu gerakan atau diam kecuali dari
aqidah Islam dan sesuai dengan syariat Islam, ajaran Islam dan adab-adab
Islam.

Kita menghendaki laki-laki aqidah yang mengutamakan Allah di atas
segala-gala yang lain daripadaNya lalu dia menyerahkan segala hartanya,
waktunya, pemikirannya, usahanya, jiwanya dan segala apa yang ada
padanya kepada dakwah Islam. Dia terus menerus bersabar dan berkorban
pada jalan Allah kerana mengharap keredhaan Allah.

Kita menghendaki laki-laki aqidah yang berbangga dengan saudaranya, yang
bersungguh-sungguh membawa kebaikan kepada saudaranya dan menolong
saudaranya dan mencintai saudaranya, yang memberikan pada saudaranya apa
yang paling disukainya bahkan mengutamakan saudaranya dari dirinya,
serta memelihara kehormatan saudaranya. Tidak membiarkan saudaranya,
tidak mengecewakan saudaranya dan tidak mendedahkannya pada bahaya.

Kita menghendaki aqidah Islamiah yang menjadikan pendukungnya merasai
tanggungjawabnya terhadap Islam, terhadap saudara-saudaranya sendiri.
Dia tidak akan merasa senang dan tenteram hatinya sehinggalah dia
melaksanakan tanggungjawabnya dengan segala kemampuannya terhadap
dakwahnya, dakwah Islam.

[Utz Mustafa Masyhur]